AKU DAN BAPINDA By REREN SELAWATI

Ini kisah tentang
perjalanan yang penuh dengan kenikmatan, kejutan dan hikmah. Tahun 2015, aku
resmi menjadi mahasiswa baru UIN Raden Intan Lampung. Kampus yang sama sekali
tidak ku harapkan bahkan tak pernah aku melafadzkan doa untuk menjadi mahasiswa
di kampus ini. Selama SMA aku hanya berharap diterima di Universitas Negeri di
Lampung dengan ekspektasi kuliah mendapatkan beasiswa. Tak hanya itu beberapa
bayangan dan kehidupan mahasiswa sudah banyak ku buat dalam imajinasiku
sendiri.
“Nanti kalau jadi mahasiswa aku pengen jadi mahasiswa
yang keren, ikut banyak organisasi tapi jadi yang pertama di bidang akademik.
Nanti kalau aku jadi mahasiswa aku mau jadi aktivis yang sibuk tapi keren.
Terkenal. Kemana-mana. Bisa keliling Indonesia atau minimal pulau Jawa gratis
karena agenda kampus. Nanti
kalau aku jadi mahasiswa aku mau diundang kesana sini buat ngisi acara, nanti...” sederet keinginanku kadang mengisi
malam-malam harapan sebelum aku terlelap.
Beberapa ujian
masuk kampus aku lalui, dimulai dengan mendaftar masuk kampus swasta di Universitas
Bandar Lampung (UBL), mendaftaran ke Beasiswa Baznas dengan tujuan kampus Universitas
Gajah Mada (UGM), jalur SPAN-PTKIN tujuan kampus IAIN Metro, jalur PMPAP di
kampus Universitas Negeri Lampung (UNILA), SNMPTN (UNILA), SBMPTN (UNILA) dan
yang terakhir UM-PTKIN (UIN Raden Intan Lampung).
Dari banyaknya
jalur dan seleksi masuk kampus bertubi-tubi aku mengalami kegagalan, tidak
hanya itu upaya mendapat beasiswa melalui jalur masuk kampus juga kandas tidak
ada satupun yang kudapatkan. Kekecewaan selalu membuat hatiku menggerutu kala
itu, sampai akhirnya hanya ada satu jalur lagi yang memungkinkan untuk
kuteruskan adalah UM-PTKIN dan aku diterima di jurusan Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung.
Daftar ulang masuk
kampus aku masih merasakan kesal, sebab diantara teman-teman ku mungkin aku
yang paling semangat untuk kuliah dan upaya untuk diterima di Univ favorit. Hal
itu aku buktikan dengan terus mencari informasi, mengajak teman-teman lain mendafatar, ikut les, mencoba semua jalur
beasiswa dan masuk kampus. Namun kenyataannya teman-teman yang kuajak justru
lebih bejo dibanding aku. Mereka ada
yang diterima di jurusan matematika, pertanian, teknik sipil, dan lainnya. Yang
semua nya itu mayoritas memperoleh beasiswa selama kuliah (8 semester).
Hal lain yang
membuatku tak ingin masuk UIN Raden Intan Lampung adalah aku pernah mendapat
kabar kalau mahasiswa di UIN ini tidak sebaik dan sekondusif mahasiswa dari
UNILA. Basic pendidikan agamis namun akhlak nya tidak demikian, dan bagi
aku yang seklek banget orangnya ini
enggak menarik banget bahkan bikin ilfeel,
enggak respect mendengar
informasi tadi.
Selama beberapa
minggu, kekesalan atas penerimaan takdir menjadi Mahasiswa Baru UIN hampir
memudar. Aku masuk pada fase KULTA (Kuliah Ta’aruf), kalau sekarang namanya Pengenalan
Budaya Akademik Kampus (PBAK) sedangkan di kampus lain dinamai OSPEK. Aku
perlahan sadar dan belajar berfikir positif, takdir yang Allah berikan aku berkesempatan
kuliah di kampus ini dan pasti ini yang terbaik, pasti ada hikmah dan kejutan
yang sama sekali tidak bisa ku prediksi apalagi ku ketahui bagaimana bentuknya,
aku hanya mengazzamkan supaya tetap bisa meluruskan niat kuliah untuk
menuntut ilmu sebagai sarana ibadah juga memberikan yang terbaik yang aku bisa
atas semua ketentuan-Nya.
Selama Kulta semua
Mahasiswa Baru (MABA) diberi kesempatan mendengarkan materi penjelasan tentang
kampus, dan tak hanya itu di penghujung kegiatan yang berlangsung kurang lebih
satu pekan ditutup dengan penampilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Satu-persatu para mahasiswa menunjukkan atraksi dan penampilan yang apik, Gedung
Serba Guna (GSG) kampus selalu bergemuruh dan bersorai ramai saat para Maba
ternganga melihat penampilan banyak UKM. Beberapa UKM di kampus UIN yaitu:
Blitz, Pramuka, Maharipal, Hiqma, Bahasa, Karate, Pencak Silat, Tapak Suci,
Teakwondo, Permata Sholawat, Riset dan Keilmuan, ORI, dan BAPINDA.
UKM tersebut
menggelar stand dan pertunjukan
kegiatan di depan gedung Perpustakaan Pusat kampus. Sejak hari pertama hingga
hari ke tujuh saya hanya tertuju pada stand UKM Bahasa, Hiqma dan UKMF Rumah
Da’i. Namun sampai dengan kegiatan Kulta selesai belum ada satupun UKM yang
saya ikuti dan resmi mendaftar. Selain memang belum terlalu yakin, kegiatan
Kulta sangat melelahkan saat menjadi Maba kami diberi waktu mendaftar di stand
disore hari, aku lebih memilih segera pulang dengan dalih bisa segera
istirahat. Alasan lainnya adalah biaya pendaftaran masuk UKM juga tidak terlalu
murah. Jadi aku berfikir untuk benar-benar mengikuti kegiatan kampus yang
sesuai dengan passion dan penuh
manfaat. Akhirnya aku mendaftar di UKMF Rumah Dai, karena ini yang kurasa
sesuai dengan bidangku yang selama sekolah dulu ikut lomba da’i-dai’yah juga mengisi beberapa acara tabligh akbar dan training.
Satu jam setelah
Kulta berakhir aku menyengaja untuk melihat dan bertahan lebih lama di kampus
hingga sore hari pukul 17.00 WIB, pada saat aku akan pulang dan melangkahkan
kaki menuju parkiran motor yang lumayan jauh aku melewati stand salah satu UKM dan bertemu dengan mba-mba disana. Kehadiranku
disambut baik, aku diajak untuk duduk distand dan mengobrol bersama kating
disana. Seketika aku yang aktif memunculkan banyak pertanyaan saat kutahu lawan
bicaraku adalah katingku sendiri di jurusan yang sama. Beliau adalah Mba Laras.
Kating ber IP 4,00 di semester 1. Dengan banyak ajakan dan penjelasannya di
BAPINDA akhirnya aku merogoh kantung menemukan sejumlah uang 25K untuk resmi
mendaftar UKM BAPINDA UIN Raden Intan Lampung.
Sesampainya di
rumah aku sempat berfikir, semoga aku tidak salah memilih UKM ini, Bismillah... ternyata aku juga teringat
penampilan paling megah di GSG kemarin saat semua UKM tampil dan yang paling
mengugah jiwa, menggetarkan semangat adalah UKM Bapinda UIN Raden Intan
Lampung. Satu pekan berikutnya aku mengikuti kegiatan orientasi UKM yang ternyata UKM dan UKMF yang saya sudah saya daftar
melaksanakan agenda di waktu yang bersamaan. Maka aku membagi hari dan waktu
untuk bisa mengikuti keduanya. Kegiatan tersebut dinamakan PKD.
Setelah PKD aku
resmi menjadi kader UKM Bapinda UIN Raden Intan Lampung. Beberapa kegiatan yang ada dari UKM aku ikuti, mulai dari
rujak parti, kajian, diskusi, ngaji bareng di embung, belajar merajut, riyadhoh
(olahraga), pelatihan, dauroh motivasi belajar dan lainnya. Sampailah aku
di semester dua dan mengikuti proses yang ada di UKM, aku resmi mendapat amanah
yang jauh lebih tinggi dibanding dulu. Amanah pertamaku di Bidang Ekonomi
Organisasi (BEO) UKMF Ibroh. UKMF ini adalah bagian dari UKM Bapinda UIN Raden
Intan Lampung yang ada di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Setelah dari
Bidang BEO, kembali aku mendapatkan amanah. Amanah berikutnya aku menjadi
jajaran Pressidium atau pengurus inti UKMF Ibroh sebagai sekretaris bidang
Minat Bakat Mahasiswa (MBM). Selesai kepengurusan aku kembali diberikan amanah,
yang kali ini ada di UKM Bapinda UIN Raden Intan Lampung bidang Kajian Keilmuan
Keislaman dan Pemberdayaan Umat yang biasanya disingkat menjadi K3PU. Dibidang ini
aku membersamai orang-orang luar biasa yang terdiri dari Kavid: Akhina Tri
Sektiono, S.Sos., Sekdiv: Ukhtina Zakiyatul Masriah, S.Psi,. Akhina
Damsi,S.Pd,. Akhina Debi Pranata, S.Pd,. Akhina Nur Asy’ari, SH,. Ukhtina Binti
Listiani, S.Pd, dan aku sediri Reren Selawati.
Bidang inilah
kesan dan cerita perjalanan dakwah kami sangat berwarna, banyak sekali kegiatan
yang diluncurkan dan sukses dilaksanakan. Alhamdulillah
syukur di amanah kali ini aku disandingkan dengan kakak-kakak tingkat yang
lebih matang ilmu, pengalaman, emosional dan lainnya. Sehingga aku merasa
paling di emong (dalam bahasa Jawa
yang artinya diasuh). Tak hanya itu kami merasa suatu amanah dapat bermanfaat
meski sudah tidak satu amanah lagi di UKM BAPINDA UIN Raden Intan Lampung
karena sudah menjadi alumni atau selesai.
Kamipun masih
sangat berusaha keras menjaga silaturahmi sehingga tercetuslah ide membuat
proyek yang tanpa amanah kampus kami masih terus melaksanakan dakwah. Ide itu
bernama sigerkita.com sebuah ruang untuk bersama-sama menuangkan ide, gagasan,
tulisan, menjadi wahana melepas dan membiarkan cakrawala dan imajinasi bebas
tertuang sehingga menemukan pembacanya. Sembari kami niatkan sebagai ladang
menyampaikan kebaikan dan informasi yang bermanfaat. Sehingga kelak bisa
menjadi salah satu saksi di hadapan Allah bahwa meski hanya sebagian kecil masa muda
untuk berikhitarkan untuk kebaikan. Dan hal ini lahir berkat kami pernah di
satukan dalam ruang-ruang dakwah kampus di UKM Bapinda UIN Raden Intan Lampung.
Ini sebagian kecil
ceritaku, Reren Selawati dan BAPINDA, yang dulu aku meronta kesal dan penuh ketidakterimaan
untuk kuliah di kampus ini sekarang aku menikmati dan memetik hikmah terbaik.
Andai dulu aku tidak kuliah di kampus ini mungkin aku tak bisa menjadi begini.
Terimakasih Bapinda, Puji Syukur atas Mu ya Rabb
kami.
I certainly thank you for writing this article well, hopefully it will become a reference in journals or other scientific writings and can help many people. thanks.
BalasHapusKampus Terbaik di Medan